I have no title for this morning-note...

Pagi ini entah hari keberapa setelah perpisahan kita. Entah ini tangisan keberapa yang tercipta dari rasa sedihku. Semalam. saat waktu lagi-lagi mempertemukan kita segalanya terasa berhenti. Nafasku terasa sesak. Bukan soal luka lama yang kembali terkoyak melainkan rasa rindu yang memuncak ketika berada dekat dengan pemiliknya. Iya, kamu.
Wajah, suara, dan gores senyum itu dulu pernah menjadi milikku. Lengan dan tubuh itu pun dulu pernah kaugunakan untuk memelukku. Kau masih dengan rupa yang sama. Kau masih dengan kesempurnaan yang sama. Tapi kau tidak lagi muncul dengan hati dan rasa yang sama.
Kamu tidak pernah menjadi seburuk yang mereka bilang. Dan luka ini tidak juga mampu membenarkan perkataan mereka. Kau tetap sebaik dirimu seperih apapun luka ini. Kau tetap terbaik sesedih apapun hatiku.

Comments