Janggal rasanya jika saya tidak menunjukkan rasa kehilangan.
Jika saya terkesan baik-baik saja atas kepergiannya.
Dia, seorang kawan yang seringkali saya lawan.
Dia, seorang teman yang selalu saya kagumi ketangguhannya.
Seorang sahabat yang lebih sering saya lupa hargai keberadaannya.
Sejak beberapa hari lalu, saya dilanda kegundahan.
Benarkah Tuhan tak membalikan hatinya untuk tetap tinggal?
Tidur saya gelisah, terbangun dengan air mata karena dia dan senyumnya muncul dalam mimpi singkat saya.
Seriuskah Tuhan meridhai langkah kakinya untuk menjauh dari tanah ini?
Ternyata iya. Benar. Tuhan memberkati perjalanannya.
Hari ini,
pagi ini,
sapaannya renyah di seberang sana.
Menyambut babak baru perjalanan hidup yang diharapkannya indah.
Selamat jalan, kawan...
Semoga perjalananmu kali ini menjadi yang terhebat.
Astika BF,
26 Mei 2018
Comments
Post a Comment